Heart, Mind, Body and Soul (Kesehatan Holistik)

21.26


Ada beberapa pertanyaan yang terkadang saya lontarkan di dalam hati. Terlebih lagi ketika pemberitaan di media massa menjadi semerawut dan membuat orang yang membaca dan menontonnya menjadi waspada berlebihan. Pertanyaan-pertanyaan itu antara lain :
Kenapa saat ini banyak sekali orang yang meninggal dunia di usia muda?
Kenapa banyak sekali anak-anak yang kekurangan gizi?
Kenapa banyak manula yang terkena penyakit mematikan seperti kanker, jantung, hipertensi, dll?


Apakah ada yang salah dengan kondisi kesehatan di Indonesia, sehingga banyak penyakit berbahaya, serta keteledoran pengobatan tanpa pengawasan dokter, dan atau kurangnya informasi mengenai cara pencegahan agar terhindar dari penyakit tertentu. Jika kembali pada masalah spiritual, bisa saja kita mengatakan ini takdir. Sehingga ujung-ujungnya kembali pada pasrah tanpa usaha perbaikan. Sedangkan Allah SWT sangat tidak suka jika umatNya tidak mau berusaha menjadi lebih baik.

Jika saya menilik beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, dan melihatnya dengan orang-orang Nihonjin yang saya temui saat ini karena saya tinggal di Jepang. Ada beberapa perbedaan yang sangat signifikan, kenapa orang-orang Nihonjin bisa berumur lebih lama hingga 90 tahun bahkan lebih.


  1. Dari segi makanan, Nihonjin sangat suka makanan dengan rasa minim, tidak banyak rempah dan lebih banyak makanan mentah. Tentu saja makanan mentah yang mereka konsumsi lebih baik kualitasnya, tidak tercemar oleh racun berbahaya. Selain itu mereka juga tidak suka makanan pedas. Sedangkan di Indonesia sambal menjadi menu utama di setiap hidangan. Belum lagi rasa gurih dan makanan bersantan yang membuat lidah ingin mengunyah terus menerus. Untuk kualitas makanan mentah, di Indonesia tak ada yang berani mengkonsumsi makanan mentah selain lalapan. Hal ini disebabkan makanan mentah di Indonesia, dikhawatirkan tercemar. Jika ingin mengkonsumsi makanan mentah hanya bisa diperoleh melalui proses organik, dan bahan makanan melalui proses organik tidak terjangkau harganya bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.
  2. Di Jepang semua orang berjalan kaki dan bersepeda. Mobil dan motor juga mereka miliki, tetapi untuk jarak yang dekat mereka lebih memilih menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Sedangkan di Indonesia jarak dekat atau jauh, transportasi yang digunakan jika tidak motor yah mobil. Sehingga ada rasa malas ketika harus bepergian tanpa transportasi. Tak ada pembakaran lemak di dalam tubuh karena kurangnya aktivitas fisik.
  3. Pengolahan sampah (limbah rumah tangga), di Indonesia semua sampah dicampur menjadi satu dan kemudian di buang di TPS, ada juga yang kemudian dibakar, sehingga menjadi polusi udara. Sedangkan di Jepang limbah rumah tangga dipisah menjadi beberapa bagian. Botol khusus botol, sampah plastik, dan sampah yang dapat dibakar, sampah kaleng, dll, semuanya dipisah. Sehingga pengolahan daur ulangnya tertata dan tidak menyebabkan polusi udara. Sehingga udara di Jepang lebih terasa bersih dan segar dihirup.
(Gambar di bawah ini adalah tata cara pembuangan sampah di Jepang)



(Gambar di bawah ini adalah jadwal tahunan pembuangan sampah sesuai dengan jenisnya)

Inilah secara garis besar perbedaan yang nampak, kenapa di Jepang orang lebih bisa berumur lebih panjang daripada di Indonesia. Tetapi terlepas dari hal itu, saya pribadi sebagai WNI yang tinggal di Jepang merasa cukup kesulitan untuk beradaptasi, khususnya untuk point 1 dan 2 di atas. Terkadang iri melihat nenek-nenek di Jepang masih kuat bersepeda sambil membawa belanjaan di keranjang. Atau para manula yang kemana-mana seorang diri berjalan kaki, naik bus sendiri. Lagi-lagi saya bertanya dalam hati, akankan saya kelak dapat seperti mereka?

Jawabannya, In Syaa Allah saya bisa, saya mampu, selama saya mau berusaha.
Lalu... apa saja yang sudah saya lakukan dan akan saya lakukan.
  • Menjaga pola makan sehat. Perihal selera makan, saya masih dan sangat cinta dengan makanan Indonesia. Tetapi yang bisa saya lakukan adalah mengurangi konsumsi makanan berminyak (gorengan). Lebih banyak mengkonsumsi sayuran segar, mengurangi santan dan sambal. Mengurangi makanan siap saji, minuman bersoda. dan lebih banyak mengkonsumsi air putih. Hal yang menguatkan saya untuk merubah pola makan sehat adalah karena saya ibu menyusui dari kedua anak saya yang masih bayi. Sehingga saya ingin ASI yang saya berikan berkualitas dan bergizi baik, karena bersumber dari dari makanan yang baik.
  • Memperbanyak aktivitas fisik, saya memang tidak terlalu suka berolahraga. Tetapi sejak tinggal di Jepang, saya merasa cukup mampu untuk sekedar jogging dan bersepeda. Sehingga kelak ketika kembali ke tanah air, dua aktivitas fisik ini akan tetap saya lakukan.
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggal. Sehat itu bermula dari diri kita dan lingkungan kita, yaitu tempat tinggal. Karena saya mempunyai dua bayi yang masih sangat kecil, sehingga lingkungan rumah bersih dan nyaman menjadi permulaan hidup sehat bagi saya dan keluarga kecil saya. Termasuk di dalamnya pengelolaan limbah rumah tangga, sanitasi air, sirkulasi udara menjadi point penting dalam kebersihan rumah tangga.
  • Pola gaya hidup sehat, tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, istirahat yang cukup. Tetapi yang masih menjadi PR besar bagi saya adalah meingatkan suami akan bahaya merokok. It's MY BIG HOMEWORK, dan saya tidak akan pernah bosan untuk mengingatkan suami untuk berhenti merokok.


Point-point di atas bagi saya adalah sehat secara fisik. Tapi kesehatan sejati sebenarnya adalah kesehatan holistik (menyeluruh), jadi bukan hanya fisik, tetapi hati, pikiran dan jiwa juga harus sehat.

Terlepas dari basicly keilmuan saya yaitu Psikologi, bagi saya sehat jiwa adalah sehat secara pikiran, perasaan dan perilaku. Maksudnya adalah jika pikiran kita sehat (rasional), jika perasaan kita diselimuti dengan emosi positif, maka perilaku kita akan menjadi lebih sehat. Jika ketiganya berjalan sehat dan seimbang, maka manfaat lainnya adalah fisik menjadi lebih sehat.

Ini bukan sekedar teori biasa, tetapi memang beginilah kenyataannya.
Contoh lain misalnya ketika saya merasa kecewa atau sedih, pikiran saya irasional karena rasa kecewa dan sedih yang saya rasakan, perilaku saya menjadi tidak mau makan, susah tidur, dll. Maka fisik saya akan mengalami penurunan, misalnya magh (karena makan menjadi tidak teratur), pusing (karena kurang tidur). Inilah skema kenapa kesehatan jiwa juga penting. Dan yang sudah saya lakukan adalah, berusaha mengontrol pikiran dan emosi agar tetap stabil dan seimbang. Jika sudah seimbang, maka secara otomatis perilaku saya menjadi lebih baik dan fisik saya menjadi lebih sehat. Karena ketika pikiran dan hati positif (rasional), maka tubuh memproduksi lebih banyak hormon endorphin. Dan hormon inilah yang dapat mengurangi bahkan bisa menghilangkan keluhan sakit yang kita rasakan.

Dan yang terakhir adalah kesehatan hati, yang sudah dan terus akan saya lakukan adalah menjauhkan diri dari penyakit hati. Antara lain, menjauhkan diri dari rasa iri, dengki, tidak puas, tidak bersyukur, dll.
Caranya seperti apa?
Jika saya boleh mengutip lirik lagunya Kang Opick


Obat hati ada lima perkaranya

Yang pertama baca Quran dan maknanya

Yang kedua sholat malam dirikanlah

Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh

Yang keempat perbanyaklah berpuasa

Yang kelima dzikir malam perbanyaklah









Maka yang sudah saya lakukan adalah memperbanyak kelima obat hati ini dalam kehidupan saya sehari-hari. Meski saat ini semuanya masih dalam taraf belajar dan frekuensinya sangat jarang, Tapi bagi saya tidak ada kata terlmbat memulai sesuatu yang baik.

Dari penjelasan di atas, saya hanya berharap hidup saya bahagia dunia dan akhirat.
Bagaimana caranya?
Tetap menjaga kesehatan sepanjang hidup, yaitu kesehatan hati, pikiran, tubuh, dan jiwa. Karena seyogyanya semua adalah milikNya, semua adalah titipanNya, maka yang bisa saya lakukan sebagai makhlukNya adalah menjaga menjaga dan menjaga.








You Might Also Like

4 komentar

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Giveaway Road to 64 di BlogCamp
    Segera didaftar sebagai peserta
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  2. Sama-sama pakde, Surabayanya dimana, 50 % darah saya Surabaya campuran Samarinda.

    BalasHapus
  3. semoga saja saya yang sudah tobat merokok ini, masih sehat sampai usia nabi. amin

    makasih mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, semoga tetap bisa menginspirasi yah mas. Terima kasih telah berkunjung

      Hapus

Quote

Quote

Quote

Quote

Follower