Pentingnya ruang menyusui

09.45


Awal bulan Agustus kemarin adalah peringatan World Breastfeeding Week, dimana setiap tahunnya dari tanggal 1 sampai 7 Agustus. Komunitas menyusui di seluruh dunia akan sangat gencar mengkampanyekan pentingnya menyusui yang dilakukan oleh ibu kepada putra-putrinya.

Salah satu komunitas aktif di Indonesia adalah AIMI, yang mengangkat tema kali ini adalah hak ibu dan anak untuk tetap menyusui meski bekerja di kantor. Bukan itu saja, harapannya adalah setiap tempat kerja memberi fasilitas ruang untuk ibu-ibu bekerja agar bisa melakukan pumping atau memerah ASI-nya  disela-sela jam kerja.


Yang ingin saya tuliskan di sini bukan tentang WBW, ataupun kegiatan AIMI, ataupun meributkan hal-hal yang kemarin sempat diperdebatkan. Karena saya bukan anggota atau aktif terlibat di dalam peringatan itu. Tetapi yang ingin saya ceritakan di sini adalah pengalaman saya menyusui selama berada di Jepang. Tempat-tempat umum selalu difasilitasi dengan ruang menyusui dan ruang ganti popok, dan atau toilet khusus untuk anak kecil (usia toddlers). Sebut saja seperti mall dan bandara yang memang difasilitasi sedemikian rupa, untuk menjaga kenyamanan ibu menyusui. Tetapi seperti taman ataupun arena bermain, biasanya hanya ada fasilitas ruang ganti popok. Sedangkan untuk ruang menyusui, biasanya saya akan duduk manis di sela-sela pohon yang agak jauh dari lokasi.



Jadi ceritanya, dua minggu lalu saya pergi ke mall bersama suami dan anak-anak. Untuk ukuran mall, di kota tempat saya tinggal. Inilah satu-satunya mall yang menjadi hiburan warga. Mall dengan dua lantai, yang lumayan buat hiburan mencuci mata. Cukup membuat saya puas, karena tidak perlu repot menyusui di sembarang tempat.

Ruang menyusuinya berada di lantai 2 mall tersebut. Tepatnya bersebelahan dengan counter mainan sebuah departemen store seperti Mata**** kalau di Indonesia. Mungkin tujuannya biar sekalian anaknya terhibur dengan banyaknya mainan yang dipajang di sana. Setiap kali ke sana, memang biasanya dijam-jam menyusui anak saya yang kedua. Jadi selalu saja saya masuk ke ruangan itu, menyusui Yuuta sampai ia tertidur. Sedangkan suami bersama Yuki asyik melihat mainan yang ada.

Selain tempatnya yang nyaman, bersih, yang saya suka adalah sepi. Karena setiap kali kesana, jarang sekali saya liat ibu-ibu Jepang menyusui. Biasanya mereka hanya mengganti popok dan kemudian jalan-jalan lagi.


Yang di dalam bilik itulah ruang menyusuinya. Di mall ini hanya menyediakan 1 bilik. Ada mall yang menyediakan 3 bilik, tetapi memang hanya ada kursi dan meja kecil di dalamnya. Tetapi di mall ini, meski hanya 1 bilik, tapi didalamnya kursinya empuk dan lumayan besar dan lebih luas ruangannya. Jadi stroller atau kereta belanja bisa ikut masuk.




Nah gambar yang selanjutnya, ada rak-rak yang nampak kosong dan tidak ada isinya. Tetapi di atasnya menyediakan timbangan bayi. Hal ini disebabkan, karena orang Jepang sangat taat akan SOP proses menyusui. Salah satunya mengganti popok sebelum menyusui, kemudian menimbang anak, lalu menyusui, kemudia menimbang lagi. Sehingga diketahui selisih angka sesudah dan sebelum menyusui. Apakah kenaikannya banyak atau sedikit, nah selisih itulah yang merupakan jumlah mililiter ASI yang berhasil diminum anak.


Waktu awal-awal melahirkan, saya pun mengikuti SOP tersebut. Memang sedikit ribet harus menimbang sebelum dan sesudah menyusui. Tetapi ternyata dari proses tersebut, saya jadi tahu jam-jam aktif bayi saya kapan menyusu, lapar, haus atau ngantuk. Kapan bayi saya pipis dan pup. Semuanya jadi teratur.


Nah yang di ujung ruangan dalah tempat ganti popok. Ada 3 box bayi yang disediakan. Kasurnya empuk dan dilengkapi dengan gasper, agar bayi tidak melorot dan jatuh. Saat ibu mengambil perlengkapan di dalam tas.

Gambar yang selanjutnya adala tong sampah khusus diaper. Sebelum diaper dimasukkan, wajib hukumnya diaper harus dibungkus terlebih dahulu dengan plastik yang telah disediakan. Dan popok pun wajib harus digulung terlebih dahulu dan kemudian direkatkan dengan plester yang ada di bagian belakang popok.

Ruangan ini sangat bersih dan higenis, baik untuk kondisi bayi yang masih sangat rawan akan kuman. Selain itu desain ruangannya warna-warna soft, memberi sugesti menenangkan. Sehingga ibu akan merasa lebih rileks saat menyusui dan anak pun akan merasa lebih nyaman.

Dengan cerita ini, harapan saya sangat besar kepada Indonesia. Untuk memberi fasilitas-fasilitas untuk ibu menyusui di tempat umum. Tidak perlu biaya desain yang wah. Selama ada bilik menyusui, dan fasilitas kebersihan yang mumpuni untuk ruang ganti popok. Saya yakin Indonesia mampu memberikan layanan terbaik, bagi ibu-ibu menyusui di seluruh Indonesia.


You Might Also Like

4 komentar

  1. Balasan
    1. betul mak, bersih dan nyaman buat menyusui

      Hapus
  2. aku salah fokus dengan template gambar adek bayinya. lucu banget ihh wkwk. anyway, makasih mba atas artikelnya

    BalasHapus
  3. wah, aku juga salfok deng sama dedek bayinya hehe

    BalasHapus

Quote

Quote

Quote

Quote

Follower